Menyikapi Kehidupan Zaman Modern

s3sederajat.com - Bagaimana menyikapi kehidupan yang semakin modern. Teknologi komunikasi semakin canggih sehingga kemaksiatan pun semakin mudah menyebar lewat internet atau peralatan elektronik lainnya?

Para futurolog (ahli masa depan) memprediksi bahwa masa depan merupakan masa kejayaan teknologi komunikasi. Prediksi ini didasari oleh realita saat ini, ketika kemajuan teknologi bidang mikrochip, komputer, dan satelit cukup dominan. Tiga bidang teknologi inilah yang akan memacu revolusi komunikasi dan informasi, sebagaimana dinyatakan DeFleur&Dennis bahwa Tech- nological invention and innovation that included the development of the microchip, the sattelite and the computer caused the communica tion revolution. (DeFleur & Dennis 1985:76).


Secara garis besar, sikap umat Islam dalam menghadapi tantangan modernitas terbagi pada tiga kelompok
  1. Sikap distopistik, yaitu orang yang lari dari kenyataan, apatis, pesimis menghadapi tantangan, cenderung mengharamkan kemajuan iptek. bahkan
  2. Sikap utopistik, yaitu orang yang memiliki optimisme yang berlebihan. Ia berkeyakinan bahwa hanya kemodernan yang bisa menyelesaikan segala masalah.Sikapnya cenderung sekuler.
  3. Sikap moderat, yaitu orang mampu melihat persoalan secara utuh dan komprehensif. Sikapnya sangat terbuka dengan kemajuan iptek (modernitas) tapi tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama (ketauhidan). 
Sikap ketiga adalah sikap yang paling ideal. Karena didukung oleh beberapa isyarat Al Quran bahwa kaum Muslimin, baik laki-laki maupun perempuan, dinobatkan sebagai khalifah fil ardh (yang mengatur bahkan sebagai decision maker demi kemaslahatan dunia).

Untuk bisa melaksanakan kekhalifahan secara mapan, modal utamanya adalah ilmu, hal ini tercermin ketika Al- lah swt. berfirman kepada para malaikat bahwa Dia akan menjadikan Adam dan keturunannya (manusia) sebagai khalifah. Yang diperlihatkan kepada para malaikat untuk menduduki jabatan khalifah fil ardh adalah penguasaan ilmu. (lihat QS. Al Baqarah 2: 30-33).

Penguasaan ilmu merupakan kunci kesuksesan sebagai khalifah fil ardh. Kemudian terlihat pula dalam ayat yang pertama kali diterima Rasulullah saw., yaitu lima ayat dari surat Al 'Alaq. Ayat-ayat tersebut menyentuh masalah yang paling essensial dari potensi manusia, yaitu akal dan batin (fikir dan zikir), juga disebutkan perangkatnya, yaitu igra (baca, riset, teliti), 'allama (mengajarkan/transfer ilmu), dan galam (alat tulis/alat penyimpan data/memori).

Kalau ayat-ayat Al Quran ditelusuri secara saksama, bisa ditemukan bahwa pengembangan dan pengoptimalan intelektual yang berwawasan tauhid sangat mewarnai pesan-pesan Al Quran. Ini terbukti misalnya dengandisebutkannya kata ilmu dengan berbagai pecahannya sebanyak 780 kali. Allah swt. mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman (QS. Al Mujadilah 58: 11). Kemudian, yang paling takut pada Allah adalah orang- orang yang berilmu (Q.S. Faathir 35: 28).

Berbekal ruh inilah, kemudian kaum Muslimin generasi awal membangun pondasi peradaban untuk bisa mandiri. Karena kemandirian merupakan suatu keniscayaan untuk bisa melaksanakan ajaran Islam secara utuh (Q.S. An-Nisa 4: 141). Akhirnya, fakta historis menunjukkkan bahwa dengan semangat Qurani, selama beberapa abad para ulama dan saintis Muslim menjadi pelopor ilmu, pembawa obor pengetahuan, bahkan karya-karya mereka dijadikan texbook atau handbook di Eropa selama beberapa abad, sehingga kaum Muslimin benar-benar menduduki jabatan khalifah fil ardb. Mampukah kita mengulangi kesuksesan ini? Insya Allah.

0 Response to "Menyikapi Kehidupan Zaman Modern"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

𝐒𝐔𝐏𝐏𝐎𝐑𝐓 𝗞𝗔𝗠𝗜:
Chanel Whatsapp  Chanel Telegram  Trakteer Kami





Iklan Tengah Artikel 2

𝐒𝐔𝐏𝐏𝐎𝐑𝐓 𝗞𝗔𝗠𝗜:
Chanel Whatsapp  Chanel Telegram  Trakteer Kami





Iklan Bawah Artikel